Renungan Menjelang Idul Fitri

Renungan Menjelang Idul Fitri

 

Idul Fitri adalah hari yang banyak dinantikan oleh kaum muslimin. Kita dapat melihatnya dari aktivitas mudik dan maraknya bingkisan-bingkisan istimewa yang dijual menjelang Idul Fitri. Namun kadang kita kurang memaknai apa sih yang ada di balik Idul Fitri? Lalu buah apa yang kita peroleh saat mendapati hari Idul Fitri. Ini yang perlu kita renungkan.

Amalan Menjelang Idul Fitri

Idul Fitri adalah hari yang berulang setiap tahunnya sebagai pertanda berakhirnya puasa Ramadhan. Salah satu kewajiban yang ditunaikan menjelang Idul Fitri adalah zakat fitri. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Hasan)

Bersungguh-sungguh Mencari Lailatul Qadar

Bersungguh-sungguh Mencari Lailatul Qadar

بسم الله الرحمن الرحيم ,الحمد لله رب العالمين و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله و صحبه أجمعين, و بعد:

Semoga penjelasan di bawah ini menggugah penulis dan kaum muslim untuk bersungguh-sungguh, berjuang dengan gigih agar mendapatkan Lailatul Qadar. Allahumma amin.

Pengertian Lailatul Qadar:

Sebuah malam dari malam-malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, diturunkan di dalamnya takdir-takdir seluruh makhluk ke langit dunia, Allah mengabulkan doa di dalamnya dan ia adalah malam yang telah diturunkan Al Quran yang Agung. Lihat Mu’jam lughat al-Fuqaha, hal: 326.

Puasa yang Paling Rendah adalah Sekedar Menahan Makan dan Minum tapi Masih Maksiat

Puasa yang Paling Rendah adalah Sekedar Menahan Makan

dan Minum tapi Masih Maksiat

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Sabtu, 17 Ramadhan 1433H Dammam KSA.

بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:

Tahukah Anda bahwa tingkatan orang berpuasa yang paling rendah adalah hanya menahan makan dan minum, tetapi masih melakukan hal-hal yang diharamkan.عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ كَانَ أَصْحَابُنَا يَقُولُونَ أَهْوَنُ الصِّيَامِ تَرْكُ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ

Artinya: “Atha’ bin Saib (w: 136H) berkata: “Kawan-kawan kami (para tabi’ie muda) mengatakan: “Puasa paling rendah adalah meninggalkan makan dan minum.” Lihat kitab Al Mathalib Al ‘Aliyah karya Ibnu Hajar, 6/54.

Tipu Muslihat Setan kepada Ahli Ibadah Melalui Wanita

Tipu Muslihat Setan kepada Ahli Ibadah Melalui Wanita

 

Sa’id bin Al-Musayyab radhiyallahu anhu pernah berkata, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi, melainkan dia tidak merasa aman dari gangguan Iblis, yang merusaknya melalui perantara seorang wanita.”

Dan dari hasan bin Shalih, dia berkata, “Aku pernah mendengar setan berkata kepada wanita, “Engkau adalah separuh pasukanku, engkau adalah anak panah yang kuluncurkan dan aku tidak pernah salah sasaran. Engkau adalah penyimpan rahasiaku dan engkau adalah utusanku jika aku membutuhkan.”

Kisah ini diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih radhiyallahu ‘anhu. Ada seorang ahli ibadah di kalangan bani israel. Dia adalah orang yang paling tekun beribadah pada zamannya. Pada saat itu ada tiga orang laki laki bersaudara yang memiliki satu saudari lagi, seorang gadis. Ketika mereka hendak pergi untuk ikut dalam perngiriman satuan pasukan, mereka tidak tahu siapa yang akan menjaga dan melindungi saudari mereka, dan kepada siapa dia akan dititipkan. Maka mereka sepakat untuk menitipkan saudari mereka kepada laki laki ahli ibadah di kalangan Bani Israel. Dengan penuh keyakinan mereka mendatangi ahli ibadah itu dan memintanya untuk sudi dititipi saudari mereka, yang berarti saudari mereka itu harus menetap di tempat ahli ibadah dan dalam lindungannya hingga mereka kembali dari peperangan. Namun ahli ibadah menolak permintaan mereka dan dia berlindung kepada Allah dari keberadaan saudari mereka. Mereka terus mendesak ahli ibadah itu hingga akhirnya dia berkenan. Ahli ibadah itu berkata, “Suruhlah dia menginap di sebuah bilik di lantai bawah biaraku.”

Download Video : Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram (Bedah Buku Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah) oleh : Ustadz Firanda Andirja, M.A. ( Jakarta 15 Juli 2012)

Download Video :

Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram

(Bedah Buku Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah)

oleh : Ustadz Firanda Andirja, M.A.

( Jakarta 15 Juli 2012)

 

Materi : Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram (Bedah Buku Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah) [2 Video]
Pembicara : Ustadz Firanda Andirja, M.A. (Penulis Buku Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah)
Lokasi : Masjid ASTRA, Sunter, Jakarta Utara (15 Juli 2012)

Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram (Bedah Buku Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah) bagian 1

Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram (Bedah Buku Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah) bagian 2

Video ini merupakan rekaman kajian ilmiah membongkar kedustaan Idahram, sang penulis buku yang penuh kedustaan dan kesesatan Sejarah berdarah Sekte Wahhabi.

Idahram adalah sosok misterius yang tidak berani menampakkan batang hidungnya. Kemungkinan hal ini dikarenakan ketakutannya jika ketahuan dustanya yang sungguh sangat memalukan. Apakah ia adalah Abu Salafy yang telah saya bantah dalam buku saya ” Ketinggian Allah diatas MakhlukNya “. Ataukah ia adalah seseorang yang bernama Marhadi yang jelas siapapun dia, sosok Idahram adalah seorang pendongeng dan penipu ulung yang telah berdusta dengan memalsukan buku-buku ulama dan berdusta atas nama mereka.

Hukum Makan Ketika Adzan Shubuh

 

Hukum Makan Ketika Adzan Shubuh

Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi berbagai nikmat. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Suatu hal yang membuat kami rancu adalah ketika mendengar hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang secara tekstual jika kami perhatikan menunjukkan masih bolehnya makan ketika adzan shubuh.

Hadits tersebut adalah hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلاَ يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِىَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

Jika salah seorang di antara kalian mendengar azan sedangkan sendok terakhir masih ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan sendok tersebut hingga dia menunaikan hajatnya hingga selesai.”[1]