Allah Ta’ala berfirman,
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.” (HR. Tirmidzi no. 1173, shahih)
Kita sudah ketahui bersama bagaimanakah kehidupan pemuda lajang saat ini. Pergaulan bebas bukanlah suatu yang asing lagi di tengah-tengah mereka. Tidak memiliki kekasih dianggap tabu di tengah-tengah mereka. Hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri pun seringkali terjadi. Bahkan ada yang sampai putus sekolah gara-gara masalah ini. Sungguh, inilah tanda semakin dekatnya hancur dunia.
Sudah ada rencana dari sebagian orang saat ini untuk melakukan kampanye penggunaan kondom karena melihat fakta kenaikan praktek aborsi di kalangan remaja serta peningkatan jumlah penderita penyakit seks menular. Penggunaan kondom dinilai bisa mengurangi ekses buruk dari hubungan seks yang tidak aman, katanya. Dan kampanye ini menyasar kelompok seks beresiko yaitu para remaja.
Banyak orang mengeluh, berkeluh kesah dan sedih meratapi dirinya lantaran ia merasa tidak seperti orang lain yang “sukses” di dunia ini. Sehingga, ia merasa dunia begitu sempit dan tidak lagi menyisakan ruang kebahagiaan. Rizki yang ia usahakan tak kunjung didapatkan sesuai dengan yang diharapkan, bahkan tidak cukup untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kesejahteraan yang didambakan baginya baru sebatas mimpi dan angan-angan yang entah akan tercapai atau tidak di masa mendatang …
Beban mental yang ditanggung oleh kondisi emosional seperti ini tidak jarang menimbulkan tekanan yang berujung pada pesimisme. Apalagi di saat angan-angan melebihi batas kemampuan, manusia menjadi sangat rentan terserang stress hingga berperilaku menyimpang. Tidak jarang, situasi itu membuat ia seolah menjustifikasi pelanggaran. Ia merasa terjepit dan harus berbuat nekad demi memenuhi keinginannya.
Orang-orang yang terfitnah dengan wajah dan gambar cantik banyak sekali yang terperosok ke dalam perbuatan keji. Memang pantas dinamai perbuatan keji, karena Allah menamakannya perbuatan keji, perbuatan jeleki, kerusakanii, keburukaniii, syubhat dan kejahataniv. Seluruh perkara di atas bertentangan dengan kecantikan. Dari situ dapatlah kita ketahui bahwa kecantikan yang disukai oleh Allah bukanlah kecantikan lahiriyah, sebab Allah tidak hanya melihat kecantikan lahiriyah belaka. Amat mustahil hal itu menjadi sesuatu yang disukai oleh Allah. Kecantikan itu ada yang disukai oleh Allah dan ada yang dibenci. Sesungguhnya Allah membenci mempercantik diri (laki-laki) dengan mengenakan sutera dan emas, membenci berhias dengan pakaian kesombongan.